Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan
kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih - (1 Kor. 13:13)
Apa
definisi cinta? Bagi saya cinta adalah energi. Energi yang memberi
kekuatan untuk bertindak radikal -- baik dalam arti negatif atau
positif. Entah berupa cinta TUHAN, cinta agama, cinta sesama, cinta
negara, cinta hewan, cinta diri sendiri, cinta uang, cinta kekuasaan,
cinta orangtua, cinta anak, cinta hobi dan sebagainya. Dan menurut acuan
Alkitab, kasih adalah energi terbesar. Pertanyaannya: sudahkah kita
menggunakan energi dahsyat ini untuk melakukan tindakan besar?
Alkisah,
saat remaja, Daud jatuh cinta. Namun saat menunjukkan cintanya, si
gadis malah menanggapi, “Aku hanya mau disunting oleh raja. Engkau
miskin, bagaimana mungkin bisa membahagiakanku?”
Sakit
hati oleh penolakan tersebut, Daud bertekad menjadi raja. Ketika itu
menjadi kenyataan, maka hal pertama yang dilakukan sang raja baru adalah
pergi ke rumah si gadis dengan maksud membalas penghinaannya. Namun,
sesampainya di sana, hanya ayahnya yang keluar menyambutnya serta
bercerita, bahwa gadis itu sudah tidak ada.“Apakah ia benar-benar telah
dipersunting raja?” tanya Daud dengan sinis.
Kau
t’lah memberi terlebih dari yang kusadari, kar’na ku melihat hanya di
depan mata. Namun Engkau sanggup melihat jauh ke dalam hatiku.
“Tidak,”
jawab sang ayah dengan sedih, “Satu-satunya pria yang ada di hatinya
adalah engkau. Tapi karena ia sakit parah sejak kecil, ia tidak mau
mengecewakanmu. Caranya mencintaimu adalah memberimu semangat menjadi
raja, seperti yang engkau cita-citakan! Kini ia sudah meninggal dan
tidak dapat melihatmu sebagai raja, tapi inilah yang membahagiakannya.”
Kau mengajarku suatu yang dulu tak kupahami, bahwa yang terbaik di dalam dunia ini, telah sejak lama kumiliki.
Hikayat
ini menginsipirasi saya, bahwa orang yang besar bukanlah orang yang
melakukan sesuatu hanya karena ingin dicintai tapi karena ingin
mencintai. Jangan mencari cinta, tapi pergunakanlah cinta yang ada dalam
diri kita. Ketika TUHAN mengizinkan kita mengalami pencobaan,
penolakan, penghinaan, atau perlakuan menyakitkan lainnya, semua itu
terjadi bukan untuk merendahkan atau bahkan membinasakan kita.
Sebaliknya, untuk membangkitkan tekad dan mengobarkan semangat kita
mencapai tingkat tertinggi yang TUHAN sediakan bagi kita. Energi yang
sudah mendorong TUHAN menyelamatkan kita sehingga tidak binasa melainkan
beroleh hidup yang kekal adalah energi yang berkuasa menolong kita
mengeluarkan yang terbaik dari diri kita.
Kasih yang sejati, lahir dari relung hati. Yang tiada ingin memiliki, namun selalu membagi.
Romantisme
adalah gejala-gejala dari cinta, tetapi bukanlah esensi cinta itu
sendiri. Tunjukkanlah pada saya siapa yang paling banyak berkorban buat
Anda, dan saya akan tunjukkan siapa yang paling mencintai Anda.
Kasih yang sejati, tumbuh dari dasar jiwa, yang tiada selalu meminta, namun selalu percaya.
Ketika
TUHAN berkorban bagi manusia, tidak ada jaminan bahwa manusia akan
membalas kebaikan-Nya ataupun sekadar berterimakasih pada-Nya. Tapi IA
tetap mau berkorban, karena IA percaya, di antara milyaran manusia yang
telah ditebus-Nya, pasti ada yang menyambut kasih-Nya. Jika kita
melakukan sesuatu dengan kepercayaan seperti TUHAN, saya percaya pasti
apa yang kita lakukan akan berdampak luar biasa, termasuk bagi diri kita
sendiri.
Selamat melakukan sesuatu dengan energi kasih dari TUHAN melalui penyembahan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar